Kikchie - Bob Sadino, siapa yang tidak mengenang almarhum ? Tentu semuanya kenal, pengusaha kaya raya dan berpakaian berbeda dari orang lain. Bob Sadino atau biasa di panggil om bob akhirnya meninggalkan kita semua dengan penuh kenangan, dan motivasi nya yang tidak masuk akal.
Alm. Om Bob juga suka rendah diri terhadap orang lain, beliau tidak suka membaca tetapi beliau berbicara dengan akalnya. Bayangkan didepan para dosen, rektorat, serta para sarjana S2 beliau hanya memakai kemeja lusuh dengan celana pendek jeans yang keliatan nya tidak rapi. Walau begitu Om Bob juga sering memberikan nasihat dengan baik terhadap lawan dan kawan nya yang sedang dalam kesulitan.
Apa saja nasihat nya ? Yuk ahh.
1. "Bisnis itu hanya modal dengkul. Jika anda tidak punya dengkul, pinjam dengkul orang lain."
Dia berujar, "Mau gak kira-kira kalau dengkulnya dibeli 500 juta? Tidak mau kan, berarti Anda punya modal 1 milyar dengan 2 dengkul Anda!" Paham?
Begitulah karakter om Bob yang nyentrik, "sinting" bagi sebagian orang yang hanya menangkap apa yang diucapkan tapi bukan apa yang ingin disampaikan, beruntunglah orang yang di"sinting"kan beliau ke jalan kebaikan kemudian menjadi entrepreneur dan sukses.
Jika gagal, maka wajib menghabiskan kegagalan itu hingga hanya berhasil yang bersisa. Ada satu ucapan yang menarik yang patut Anda catat. Inilah mengapa saya menulis tulisan ini dan membaginya untuk Anda. Ketika itu saya mengikuti seminarnya, kemudian dalam sesi tanya jawab saya iseng-iseng bertanya sekaligus juga ingin menjebak om Bob.
Pertanyaan saya seperti ini "Bisnis apakah yang prospektif om Bob?"
Sebelum menjawab dia menanyakan kepada saya, "Kamu sendiri sudah punya bisnis?" saya sahut "Belum, makanya saya ingin tanya kepada om Bob?"
Sambil tertawa beliau menjawab "Bisnis yang prospektif adalah bisnis yang "dijalankan" bukan ditanyakan terus!"
2. "Jika ingin bahagia (Sukses) jangan jadi karyawan".
Di salah satu seminar beliau pernah menyatakan statement yang membuat gemuruh peserta adalah, bahwa 'jika ingin bahagia (sukses), jangan jadi karyawan'. Padahal peserta dari seminar itu adalah sebagian besar adalah karyawan, bayangkan!
Statement beliau ini menurut saya, tidak salah. Namun juga tidak sepenuhnya benar. Kebahagian dan kesuksesan itu tidak semata-mata diukur dari banyaknya materi, dan apa profesi seseorang. Lalu apakah hidup sebagai karyawan itu tidak bahagia? Tidak juga. Banyak karyawan yang bahagia dengan segala kondisinya. Tentu parameter kebahagian berbeda, beda setiap orang.
Apakah statement ini salah? Tidak juga. Memang peluang mencapai kebahagian dengan keberlimpahan materi akan lebih terasa jika kita menggapainya melalui bisnis, melalui dagang dan sukses. Tetapi tidak sedikit juga pengusaha yang terlilit hutang dan akhirnya sengsara. Sekali lagi pilihan sukses dan bahagia itu bergantung yang menjalani. Tentu dengan konsekuensi masing-masing memang dengan berbisnis, peluang seseorang untuk mencapai puncak kebahagian jauh lebih terbuka.
3. "Kuliah itu bikin goblok, siapa yang hadir di seminar ini, besok jangan masuk kuliah"
Di seminar yang lain, beliau secara terang-terangan menyampaikan kalau kuliah itu kegiatan "goblok", dan menyuruh besok jangan masuk kuliah. Sangat frontal memang, menyampaikan statement seperti itu didepan ratusan mahasiswa dan akademisi.
Tentu saja banyak audience yang kemudian heboh dengan sendirinya, maklum sebagian peserta seminar itu adalah mahasiswa muda yang polos, lugu, dan baru semangatnya mencari jatidiri di kampus tercinta. Mendengar statement itu tentu batinnya berontak.
Namun kalau kita mau berpikir mendalam, apa yang disampaikan om Bob ini sebenarnya sangat masuk akal. Namun bagi sebagian orang ini justru menyesatkan, apalagi bagi MABA (mahasiswa Baru).
Maksud saya, jika Anda ingin mencapai karir bisnis Anda dengan otodidak dan belajar berjualan sablon printing, misalnya (seperti yang banyak dilakukan MABA saat membuat bisnis plan) terus apa gunanya kuliah, kalau yang dipelajari adalah science. Maka apa istilah yang tepat kalau bukan "goblok (versi Bob Sadino). Contoh lagi: bisnis di bidang hiburan padahal kuliahnya Psikologi, bisnis di bidang desain padahal kuliahnya di MIPA, bisnis makanan padahal kuliahnya di Teknik.
Bagaimana enggak goblok? apa yang susah-susah di pelajari, tidak dipakai dalam bisnis. Lalu bagaimana seharusnya? Anda seharusnya bisa menjawabnya.
4. "IPK di atas 3 koma alamat calon karyawan"
Ini ada salah satu fakta yang menarik. Kata Om Bob kalau kuliah kok IPK-nya diatas 3, itu tandanya calon karyawan. Hmm, sangat masuk akal, karena kecenderungan orang yang memiliki IPK bagus apalagi di fakultas favorit, tentu memiliki idealisme tinggi untuk mengaplikasikan ilmunya. Tidak lain adalah melamar kerja, di perusahaan dan menjadi karyawan.
Itulah mengapa justru Bob Sadino mengajarkan, kalau mau sukses bisnis IPK harus jeblok. Tidak salah sih. karena dengan demikian tidak memiliki pilihan lain selain berwirausaha, karena kalaupun mau melamar kerja juga tidak ada yang menerima karena IPK-nya dibawah standar, justru dengan demikian akan "terpaksa" memilih jalan entrepreneur. Lalu apa jadinya kalau IPK diatas 3, kemudian memilih berbisnis? Ada, tapi sangat sedikit.
Sekali lagi Life is a Choice, secara logika harusnya yang IPKnya diatas 3 ini jika diaplikasikan dalam bisnis harusnya lebih bagus lagi hasilnya, bukankah begitu?
5. "Kuliah itu hanya memasukkan "sampah" ke kepala Anda"
Salah satu saran "sinting" lainnya adalah "Kuliah itu memasukkan sampah ke kepala Anda". Bagi setiap orang yang masih kuliah mendengar statement ini pasti protes, tidak terkecuali peserta seminar yang notabene masih kuliah.
Mereka merasa apa yang dilakukan setiap hari berarti memasukkan sampah ke kepala mereka? Apakah ini salah? Tidak juga, karena memang apa yang dipelajari itu tidak dipakai di kemudian hari, jika kita bercita-cita menjadi bisnisman sukses seperti om Bob.
Apa sebabnya? Bob Sadino meniti karir bisnisnya dari nol dan mempelajarinya dari lapangan, dari pengalaman dan dari percobaannya sendiri. Makanya saat mempelajari sesuatu di bangku kuliah sementara apa yang dipelajari itu tidak dipakai maka apa yang dipelajari itu menjadi sampah bagi otak kita.
Satu statement yang menguatkan ini adalah bahwa dia berpesan, "Jadilah manusia pembelajar". Jangan hanya dari bangku kuliah, tapi pelajarilah dari kuliah kehidupan yang Anda jalani.
6. "Kalau ingin kaya, bisnis sayuran"
Haha.. secara, awalnya beliau adalah pengusaha sayuran pantas saja usaha yang direkomendasikan adalah bisnis sayuran. Mengapa ini saya sebut "sinting"?
Tidak lain karena ini adalah tipikal orang yang konsisten dengan apa yang diucapkan. Dia mengajarkan apa yang dia lakukan, menunjukkan apa yang sudah dilalui - jadi tidak asal bunyi saja. Cerdas bukan?
7. "Pebisnis itu harus nyentrik"
Apakah pebisnis harus nyentrik? Hmm bisa iya, bisa juga tidak, kalau tipikalnya om Bob Sadino, senyentrik itu pun tentu orang akan menaruh rasa hormat ke beliau, maklum, selain pengusaha, dia juga menjadi mentor banyak orang, dan menghasilkan pengusaha yang berbobot juga dibawah angkatannya om Bob.
Wajar bila senyentrik apapun penampilannya oran akan segan dengan beliau. Nah kalo kita-kita, itu kembali ke kita saja, ingin nyentrik silahkan, tidak juga tidak menjadi masalah.
Statement beliau ini menurut saya, tidak salah. Namun juga tidak sepenuhnya benar. Kebahagian dan kesuksesan itu tidak semata-mata diukur dari banyaknya materi, dan apa profesi seseorang. Lalu apakah hidup sebagai karyawan itu tidak bahagia? Tidak juga. Banyak karyawan yang bahagia dengan segala kondisinya. Tentu parameter kebahagian berbeda, beda setiap orang.
Apakah statement ini salah? Tidak juga. Memang peluang mencapai kebahagian dengan keberlimpahan materi akan lebih terasa jika kita menggapainya melalui bisnis, melalui dagang dan sukses. Tetapi tidak sedikit juga pengusaha yang terlilit hutang dan akhirnya sengsara. Sekali lagi pilihan sukses dan bahagia itu bergantung yang menjalani. Tentu dengan konsekuensi masing-masing memang dengan berbisnis, peluang seseorang untuk mencapai puncak kebahagian jauh lebih terbuka.
3. "Kuliah itu bikin goblok, siapa yang hadir di seminar ini, besok jangan masuk kuliah"
Di seminar yang lain, beliau secara terang-terangan menyampaikan kalau kuliah itu kegiatan "goblok", dan menyuruh besok jangan masuk kuliah. Sangat frontal memang, menyampaikan statement seperti itu didepan ratusan mahasiswa dan akademisi.
Tentu saja banyak audience yang kemudian heboh dengan sendirinya, maklum sebagian peserta seminar itu adalah mahasiswa muda yang polos, lugu, dan baru semangatnya mencari jatidiri di kampus tercinta. Mendengar statement itu tentu batinnya berontak.
Namun kalau kita mau berpikir mendalam, apa yang disampaikan om Bob ini sebenarnya sangat masuk akal. Namun bagi sebagian orang ini justru menyesatkan, apalagi bagi MABA (mahasiswa Baru).
Maksud saya, jika Anda ingin mencapai karir bisnis Anda dengan otodidak dan belajar berjualan sablon printing, misalnya (seperti yang banyak dilakukan MABA saat membuat bisnis plan) terus apa gunanya kuliah, kalau yang dipelajari adalah science. Maka apa istilah yang tepat kalau bukan "goblok (versi Bob Sadino). Contoh lagi: bisnis di bidang hiburan padahal kuliahnya Psikologi, bisnis di bidang desain padahal kuliahnya di MIPA, bisnis makanan padahal kuliahnya di Teknik.
Bagaimana enggak goblok? apa yang susah-susah di pelajari, tidak dipakai dalam bisnis. Lalu bagaimana seharusnya? Anda seharusnya bisa menjawabnya.
4. "IPK di atas 3 koma alamat calon karyawan"
Ini ada salah satu fakta yang menarik. Kata Om Bob kalau kuliah kok IPK-nya diatas 3, itu tandanya calon karyawan. Hmm, sangat masuk akal, karena kecenderungan orang yang memiliki IPK bagus apalagi di fakultas favorit, tentu memiliki idealisme tinggi untuk mengaplikasikan ilmunya. Tidak lain adalah melamar kerja, di perusahaan dan menjadi karyawan.
Itulah mengapa justru Bob Sadino mengajarkan, kalau mau sukses bisnis IPK harus jeblok. Tidak salah sih. karena dengan demikian tidak memiliki pilihan lain selain berwirausaha, karena kalaupun mau melamar kerja juga tidak ada yang menerima karena IPK-nya dibawah standar, justru dengan demikian akan "terpaksa" memilih jalan entrepreneur. Lalu apa jadinya kalau IPK diatas 3, kemudian memilih berbisnis? Ada, tapi sangat sedikit.
Sekali lagi Life is a Choice, secara logika harusnya yang IPKnya diatas 3 ini jika diaplikasikan dalam bisnis harusnya lebih bagus lagi hasilnya, bukankah begitu?
5. "Kuliah itu hanya memasukkan "sampah" ke kepala Anda"
Salah satu saran "sinting" lainnya adalah "Kuliah itu memasukkan sampah ke kepala Anda". Bagi setiap orang yang masih kuliah mendengar statement ini pasti protes, tidak terkecuali peserta seminar yang notabene masih kuliah.
Mereka merasa apa yang dilakukan setiap hari berarti memasukkan sampah ke kepala mereka? Apakah ini salah? Tidak juga, karena memang apa yang dipelajari itu tidak dipakai di kemudian hari, jika kita bercita-cita menjadi bisnisman sukses seperti om Bob.
Apa sebabnya? Bob Sadino meniti karir bisnisnya dari nol dan mempelajarinya dari lapangan, dari pengalaman dan dari percobaannya sendiri. Makanya saat mempelajari sesuatu di bangku kuliah sementara apa yang dipelajari itu tidak dipakai maka apa yang dipelajari itu menjadi sampah bagi otak kita.
Satu statement yang menguatkan ini adalah bahwa dia berpesan, "Jadilah manusia pembelajar". Jangan hanya dari bangku kuliah, tapi pelajarilah dari kuliah kehidupan yang Anda jalani.
6. "Kalau ingin kaya, bisnis sayuran"
Haha.. secara, awalnya beliau adalah pengusaha sayuran pantas saja usaha yang direkomendasikan adalah bisnis sayuran. Mengapa ini saya sebut "sinting"?
Tidak lain karena ini adalah tipikal orang yang konsisten dengan apa yang diucapkan. Dia mengajarkan apa yang dia lakukan, menunjukkan apa yang sudah dilalui - jadi tidak asal bunyi saja. Cerdas bukan?
7. "Pebisnis itu harus nyentrik"
Apakah pebisnis harus nyentrik? Hmm bisa iya, bisa juga tidak, kalau tipikalnya om Bob Sadino, senyentrik itu pun tentu orang akan menaruh rasa hormat ke beliau, maklum, selain pengusaha, dia juga menjadi mentor banyak orang, dan menghasilkan pengusaha yang berbobot juga dibawah angkatannya om Bob.
Wajar bila senyentrik apapun penampilannya oran akan segan dengan beliau. Nah kalo kita-kita, itu kembali ke kita saja, ingin nyentrik silahkan, tidak juga tidak menjadi masalah.
Sumber : Lintas.Me
nasehatnya aneh - aneh yah,... -_-'
ReplyDelete
ReplyDeleterespect :'(